KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MENGATASI PERUBAHAN IKLIM, KORUPSI, DEGRADASI MORAL DAN KESENJANGAN SOSIAL

 

MAKALAH

KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MENGATASI PERUBAHAN IKLIM, KORUPSI, DEGRADASI MORAL DAN KESENJANGAN SOSIAL

 

Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Dr. FETRIMEN, M.PD

 





Di susun Oleh : 
M. Ibnu Ngathoillah (2381130477)

 


PROGRAM STUDI 

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(PJJ PAI)

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON  2023

 



BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Salah satu problem yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu lunturnya semangat kebangsaan serta patriotisme pada kalangan milenial. Hal ini dikarenakan banyaknya budaya asing yang masuk ke negara Indonesia, oleh sebab itu banyak kaum milenial yang melupakan budaya negara kita sebab mereka menganggap budaya asing lebih menarik dan bergengsi dibandingkan dengan budaya negara Indonesia. Hal ini mengakibatkan sebagian generasi muda melupakan nilai-nilai luhur bangsa. Aneka macam konflik timbul belakangan ini seiring hilangnya rasa patriotisme dan nasionalisme. Pancasila sekarang terlupakan, seolah-olah Pancasila hanya ada, hanya dikenang, serta tak ditanamkan dalam jiwa-jiwa penerus kehidupan bangsa.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan para pejuang dan pemimpin bangsa dalam proses pendirian bangsa Indonesia, dan sampai saat ini di era globalisasi, negara Indonesia masih berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara menghadapi tantangan dan hambatan dalam dunia global yang berkembang dalam dunia global saat ini. Sehingga menjunjung tinggi Pancasila adalah merupakan tugas yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dalam dunia global saat ini, telah terjadi banyak perubahan iklim, degradasi moral, korupsi yang merajalela, serta kesenjangan sosial masyarakat. Hal ini dilakukan karena kurangnya rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, dan juga karena Pancasila tidak diamalkan dengan baik dan benar, sebagaimana mestinya.

Teknologi merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari, sebab hal ini menjadi hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan secara global. Perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan generasi muda mengakses berbagai informasi baik yang positif maupun negatif. Banyak peristiwa yang terjadi karena kurangnya pengawasan maupun pemahaman yang baik dalam menerima informasi.

Fenomena degradasi moral akan selalu beriringan dengan perubahan peradaban dunia modern. Perubahan itu ditandai dengan munculnya kemajuan canggih budaya dan teknologi yang beririsan dengan perilaku menyimpang dari penikmat kemajuan tersebut. Generasi muda di Indonesia sedang mengalami degradasi moral dan akhlak, sehingga perlu upaya membenahi keadaan ini sebelum semakin parah. Melihat persoalan generasi milenial yang semakin hari tidak terkontrol dengan baik, generasi muda Pancasila harus dipersiapkan melalui Pendidikan yang siap untuk menjawab tantangan zaman. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan agama (Islam) dan budi pekerti yang diupayakan mampu menangkal perubahan perilaku menyimpang pelajar sebagai generasi milenial harapan bangsa.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa pengertian Pendidikan Pancasila ?

2.     Bagaimana konsep Pendidikan Pancasila mengatasi perubahan iklim, korupsi, degradasi moral dan kesenjangan sosial ?

C.  Tujuan Penulisan Makalah

1.     Mengetahui pengertian Pendidikan Pancasila

2.     Mengetahui konsep dan urgensi Pendidikan Pancasila dalam mengatasi perubahan iklim, korupsi, degradasi moral dan kesenjangan sosial

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.  PENDIDIKAN PANCASILA

1.     Pengertian Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila adalah sebuah mata kuliah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing - masing. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Jadi, mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing dengan menjadikan nilainilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga negara yang baik (good citizenship).

2.     Visi Misi Pendidikan Pancasila

Visi Pendidikan Pancasila

Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai - nilai Pancasila.

Misi Pendidikan Pancasila

a)   Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis).

b)  Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).

c)   Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan (misi sosiokultural).

d)  Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai system pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline), sebagai misi akademik

3.     Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan pembelajaran pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar :

a)   menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b)  sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur

c)   memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani

d)  mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni

e)   mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.

4.     Urgensi Pendidikan Pancasila

Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh pahampaham asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Dalam hal ini, Riyanto (2009: 4) menyatakan bahwa pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan karena mahasiswa sebagai agen perubahan dan intelektual muda yang di masa yang akan datang akan menjadi inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga - lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, Lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan sebagainya.

Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya yang berkaitan dengan tugas Menyusun peraturan perundang - undangan. Orang yang bertugas untuk melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian, pemahaman, penghargaan, komitmen, penghayatan dan pola pengamalan yang lebih baik daripada warga negara yang lain karena merekalah yang akan menentukan meresap atau tidaknya nilai-nilai Pancasila ke dalam peraturan perundang-undangan yang disusun.

Dengan demikian, pemahaman nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa amat penting, tanpa membedakan pilihan profesinya di masa yang akan datang, baik yang akan berprofesi sebagai pengusaha/entrepreneur, pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan sebagainya. Semua lapisan masyarakat memiliki peran amat menentukan terhadap eksistensi dan kejayaan bangsa di masa depan.

B.  PERUBAHAN IKLIM, KORUPSI, DEGRADASI MORAL DAN KESENJANGAN SOSIAL

1.     Perubahan Iklim

a.     Pengertian perubahan iklim

Perubahan iklim didefinisikan sebagai totalitas atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan geosfer dengan interaksinya. Sedangkan perubahan iklim dinyatakan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer. Perubahan iklim dicirikan oleh peningkatan suhu udara dan perubahan besaran dan distribusi curah hujan tetah mcmbawa dampak yang luas dalam banyak segi kehidupan manusia dan diperkirakan akan terus mcmburuk.

Berdasarkan data yang diterima Indonesiabaik faktor - faktor yang menyebabkan perubahan iklim diantaranya yaitu :

1)   Efek gas rumah kaca

2)   Pemanasan Global

3)   Kerusakan lapisan ozon

4)   Kerusakan fungsi hutan

5)   Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol

6)   Gas buang industri

Terjadinya perubahan iklim salah satunya karena adanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kita bertumpu pada penggalian dan eksploitasi sumber energi alam (SDA) berupa bahan tambang dan hasil hutan yang sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas sumber daya alam di pasar internasional. Akibatnya, situasi di wilayah ini terus memburuk. Di Indonesia, meluasnya penggundulan hutan disebabkan oleh pesatnya peningkatan permintaan pasar akan kayu, hasil hutan, hasil tambang, dan sumber daya alam lainnya. Penggundulan hutan tidak hanya menambah produk sampingan bahan bakar fosil yang menyebabkan darurat iklim global, tetapi karena efek ini masyarakat sekitar mengalami efek buruk dari banjir, longsoran salju, musim kering, gagal panen dan berbagai bencana alam dan alami lainnya.

b.     Hubungan Pendidikan Pancasila dalam mengatasi perubahan Iklim

Isu perubahan iklim global menjadi perhatian utama di dunia. Perubahan iklim mengancam keberlanjutan lingkungan, eksistensi kehidupan manusia, serta ekonomi dan politik global. Karena itu, hal ini menjadi tantangan yang mendesak bagi umat manusia. Dalam menghadapi tantangan ini, Pancasila dapat menjadi spirit yang melandasi berbagai upaya untuk menangani perubahan iklim secara holistik dan berkelanjutan.

Dalam sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini, menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berdampak kepada isu perubahan iklim. Sila ini memperkuat perlunya melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk masyarakat adat, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam merumuskan kebijakan dan agenda aksi perubahan iklim. Partisipasi publik yang kuat akan menciptakan legitimasi dalam upaya penanggulangan perubahan iklim dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil mewakili kepentingan seluruh elemen rakyat.

2.     Korupsi

a.     Pengertian korupsi

Korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Kasus korupsi di Indonesia saat ini terus terjadi dan faktor utamanya adalah faktor ekonomi seperti tingkat pendapatan yang tak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari hari. Dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah kemiskinan, banyak yang menganggap korupsi adalah hal yang remeh tetapi sebenarnya korupsi merupakan perilaku yang sangat menyimpang dari segi norma maupun moral sehingga masih banyak kemiskinan yang ada di Indonesia saat ini.

Dampak korupsi pada perekonomian yaitu meningkatnya kemiskinan absolut dan dampak pada ketimpangan yaitu munculnya kemiskinan relatif. Banyak sekali kasus korupsi yang terus menerus meningkat di Indonesia saat ini. Timbulnya dampak dari korupsi yang membuat masyakarat bawah semakin menderita

b.     Hubungan Pendidikan Pancasila dalam mengatasi korupsi

Tindakan korupsi tentu sangat merugikan banyak pihak dan juga negara. Korupsi tentunya melanggar dan mengingkari sila-sila Pancasila, terutama sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal tersebut dikarenakan perilaku korupsi bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri maupun pihak tertentu tanpa memikirkan orang lain, sehingga tak jarang korupsi menimbulkan kesenjangan, kemiskinan, dan penderitaan yang lebih parah diantara masyarakat. Oleh karena itu perlu kesadaran dari diri masing-masing orang untuk menghindari tindakan korupsi.

Dalam sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” memiliki makna untuk memperlakukan sesama manusia sebagai mana mestinya dan melakukan tindakan yang benar, bermartabat, adil terhadap sesama manusia sebagaimana mestinya. Dengan  melakukan korupsi, berarti sama saja telah melangggar sila kedua ini karena telah melakukan tindakan yang memperlakukan kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk mendapatkan hal yang diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat orang lain menjadi rugi karena tindakan korupsi tersebut .

3.     Degradasi Moral

a.     Pengertian degradasi moral

Degradasi moral adalah hilangnya sikap, watak, serta sikap seseorang dalam segi kebaikan, dimana perilaku serta karakter seseorang menjadi keliru. Harus diakui bahwa moralitas insan bersifat fleksibel (bisa diubah atau dibuat). Moralitas insan itu sendiri mampu baik di satu waktu serta buruk di lain waktu. Inilah sebabnya mengapa karakter/moral insan fleksibel. Perubahan kepribadian/spiritual ini bisa terjadi tergantung bagaimana proses hubungan antara potensi manusia serta alam mengikuti keadaan menggunakan lingkungan, budaya, proses pendidikan, demografi dan alam.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi moral pada individu, diantaranya:

1)      Faktor keluarga

            Kenakalan remaja kebanyakan dilatarbelakangi karena broken home atau keluarga yang tak sesuai. Dari keluarga yang tidak harmonis ini bisa berdampak di kesejahteraan mental dan psikologis anak.

2)      Sekolah dan wawasan.

            Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh kurangnya perhatian dari guru, peraturan sekolah yang lemah, dan bimbingan konseling yang tidak berjalan baik, wawasan peserta didik yang terbatas serta tidak ditindaklanjuti

3)      Penyimpangan teknologi

            Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh penyalahgunaan teknologi seperti membuka situs porno, hacking, membuat komentar yang tidak pantas di media umum, dan lain sebagainya.

4)      Budaya

            Masyarakat dalam hal ini cenderung terlalu terbuka dengan budaya asing, memakai pakaian yang tidak pantas, menjalani gaya hayati yang meniru negara asing, dan melupakan budaya dan ciri spesial Indonesia.

Pendidikan harus mampu mendidik agar dapat tercipta akhlak dan moral yang baik, serta dapat membantu membangun generasi yang menjunjung tinggi nilai dan kebiasaan yang benar. Alinea kedua Pancasila, yang menyatakan bahwa "kemanusiaan harus menjadi acuan bagi generasi saat ini", penting untuk kita ingat saat kita bekerja untuk menegakkan nilai-nilainya.

b.     Hubungan Pendidikan Pancasila dalam mengatasi degradasi moral

Pancasila memiliki banyak sekali fungsi serta kedudukan, diantaranya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa serta kepribadian bangsa. Pancasila sarat dengan nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. dengan nilai-nilai Pancasila bisa menjadi solusi untuk mengatasi krisis moral

Penerapan sila ke dua “Kemanusaan Yang Adil dan Beradab” di lingkungan keluarga atau rumah yaitu menghormati orang tua dan kerabat di lingkungan keluarga atau rumah, berbicara dan bertindak sopan, terutama kepada orang tua, dan menghormati pendapat setiap anggota keluarga. Penerapan sila ke dua di lingkungan sekolah yaitu menghormati guru, menghormati keputusan hasil diskusi bersama teman. Selanjunya penerapan nilai Pancasila sila kedua di ligkungan masyarakat yaitu menghormati perbedaan pendapat, menjaga sopan santun sehinggi tercipta hidup rukun di lingkungan masyarakat.

4.     Kesenjangan sosial

a.     Pengertian kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat baik itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat.

Ada berbagai faktor penyebab terjadinya kesenjangan social yang terjadi dilingkungan masyarakat :

1)      Perbedaan Sumber Daya Alam

Salah satu faktor terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi adalah kekuatan sumber daya alam yang ada di daerah-daerah. Sebab, tingkat ekonomi suatu daerah dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alamnya. Tingkat ekonomi suatu masyarakat bisa meningkat apabila sumber daya alamnya dikelola dengan cara yang tepat.

2)      Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dapat menjadi faktor penting terjadinya kesenjangan sosial. Sebab, dalam mengambil keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menciptakan kesenjangan di lapisan masyarakat. Misalnya, kesenjangan di bidang program transmigrasi. Dimana masyarakat pendatang akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan masyarakat asli daerah tersebut.

3)      Pengaruh Globalisasi

Globalisasi juga bisa menciptakan adanya kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat. Kesenjangan tersebut muncul ketika sebagian masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan adanya globalisasi. Sehingga mereka akan tertinggal dan tidak mendapatkan apa yang orang lain dapatkan.

4)      Kondisi Demografis

Kondisi demografi setiap daerah bisa dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan masyarakatnya, kesehatan, pendidikan, dan juga lapangan pekerjaan. Dengan begitu, tentu setiap daerah akan memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda. Hal inilah yang nantinya akan menciptakan adanya kesenjangan sosial. Sebab, produktivitas kerja setiap anggota masyarakat di berbagai daerah tentu tidak sama.

b.     Hubungan Pendidikan Pancasila dalam mengatasi kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial merupakan salah satu bentuk penyimpangan nilai Pancasila sila ke-5, dimana implementasi keadilan sosial tidak terproyeksi dengan baik di kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang kaya akan mengalami peningkatan kekayaan dan semakin kaya. Sebaliknya, masyarakat yang di bawah rata-rata mengalami penurunan kekayaan dan semakin tertindas. Maka dapat terlihat ketidakadilan antara masyarakat kaya dan masyarakat kurang mampu.

Dalam hal ini tentunya Pancasila sebagai dasar negara harus menjalankan tugas dimana perlu adanya strategi agar sila ke-5 Pancasila dapat terlaksana dalam kasus kesenjangan sosial ini. Diantara strategi yang harus dilakukan pemerintah seperti berikut :

1)       Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pemerataan pendidikan. 

2)      Memberlakukan keadilan dengan memberikan akses yang sama kepada seluruh masyarakat. 

3)      Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia untuk peningkatan aspek ekonomi di Indonesia

4)      Pemerataan pembangunan. 

 

BAB III

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara merupakan penunjuk jalan menuju masa depan bangsa. Pancasila digunakan untuk mengatur pemerintahan negara dan ketatanegaraan. Pancasila dijadikan pedoman dalam bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan iklim, korupsi, degradasi moral serta kesenjangan sosial merupakan suatu peristiwa yang terjadi dimana penerapan Pancasila dimasyarakat Indonesia belum terlaksana dengan baik, sehingga Pendidikan Pancasila ini harus terus diajarkan dan ditanamkan kepada masyarakat kita terkhsusus para pemuda yang akan menjadi pemimpin bangsa dimasa mendatang.

 

DAFTAR PUSTAKA

Oktaviana, D., & Dewi, D., A. Peran Pancasila Dalam Menangani Krisis Moralitas Di Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan. Vol. 6 No. 1 Juni 2022

Ridhuan, Sy. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. E-Learning UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2018

Febriyana, D., dkk. Implementasi Pancasila Terhadap Kasus Korupsi Yang Terjadi Di Indonesia. Jurnal Gema Keadilan. Volume 9 Edisi III, Desember 2022

Wahyuni, D., & Dewi, D., A.  Analisis Penerapan Nilai-Nilai Pancasila di Era Revolusi Industri 4.0 untuk Menghindari Degradasi Moral Bangsa Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai. Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022

https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya

https://www.kompas.id/baca/opini/2023/07/12/spirit-pancasila-untuk-menangani-perubahan-iklim

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/sila-sila-pancasila-terhadap-tindakan-korupsi/

https://www.gramedia.com/literasi/kesenjangan-sosial/

https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=115283

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ibtida’, Washal dan Waqaf serta pembagiannya

QOLQOLAH, TAFKHIM DAN TARQIQ, GHUNNAH MUSYADDADAH DAN IDGHAM

Pengertian Gharib dan macam-macamnya

Terjemah Al-Qur'an : Sejarah, Pengertian, macam-macam dan syarat-syarat penerjemah

Pengertian Mad dan Macam-macamnya