KONSEP PENDIDIKAN MUTIKULTURALISME DI INDONESIA

 

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN MUTIKULTURALISME

DI INDONESIA

Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. FETRIMEN, M.PD


Di susun Oleh :

M. Ibnu Ngathoillah (2381130477)

Kelas B13

 

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(PJJ PAI)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SIBER SYEKH NURJATI CIREBON  2024



BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

 Indonesia merupakan negara multikultural yang besar di dunia, terdiri dari berbagai suku, agama, etnis, budaya dan lain sebagainya. Indonesia terdiri dari 13.000 pulau besar maupun kecil. Populasi penduduk Indonesia mencapai kurang lebih 250 juta jiwa dengan keanekaragaman yang terdiri dari 300 suku, 200 bahasa dan enam agama yang diakui oleh negara. Agama yang diakui di Indonesia yaitu : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Oleh karenanya, keberagaman ini menjadi keberkahan bagi bangsa Indonesia sekaligus menjadi musibah bila multikultural mengalami disharmonisasi.

Bangsa Indonesia memiliki semboyan berkaitan dengan multikultural yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini memiliki makna bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keanekaragaman dalam berbagai hal namun mampu bersatu dalam keharmonisan kehidupan dengan berbagai macam perbedaan. Dengan semboyan ini diharapkan setiap individu dan golongan yang berbeda suku, bahasa, budaya, dan agama mampu bersatu pada dalam membangun Indonesia.

Dalam menerima keragaman dan perbedaan harus didukung dengan sebuah sikap terbuka Sikap multikultural diperlukan dengan mengedepankan keterbukaan dan menerima setiap perbedaan yang ada. Setiap individu hendaklah menumbuh kembangkan sikap multikultural dengan keyakinan: perbedaan bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan konflik, namun bila mampu mengelola dengan baik maka perbedaan menjadi anugerah dan produktif. Sikap multikultural akan efektif bila setiap individu menyadari bahwa manusia bukan manusia yang sempurna dan selalu membutuhkan interaksi dengan manusia lain.

Pendidikan multikultural merupakan wacana baru dalam dunia pendidikan, sehingga definisi dari multikultural memiliki banyak penafsiran. Sebagaimana pendidikan yang memiliki banyak tafsir terkait definisi pendidikan antara satu pakar dengan pakar lain. Menurut Andersen dan Cusher dalam (Sulaeman, 2022) mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.

Pendidikan multikultural merupakan istilah yang bisa digunakan pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menjelaskan isu-isu dan masalah pendidikan yang berkaitan dengan multikultural. Ia juga mencakup defenisi tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Konteks deskriptif ini, kurikulum pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek seperti : toleransi, tema-tema perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik beserta mediasinya, Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Pluralitas, kemanusian universal dan subjek-subjek lain yang relevan.

Wacana pendidikan multikultural banyak diperbincangkan di berbagai kalangan terutama kalangan pemikir Pendidikan. Indonesia sendiri melaksanakan pendidikan dengan berbagai bentuk keanekaragaman. Kegiatan pendidikan meliputi banyak hal dan berkaitan erat dengan perkembangan hidup manusia, yang mana perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, pikiran, perasaan, kemauan, kesehatan, ketrampilan, sosial, dan lainnya. Semua hal tersebut ditangani oleh pendidikan. Proses mendidik memiliki makna membuat manusia lebih baik dari sebelumnya, membuat manusia menaikan taraf hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi kehidupan yang berbudaya.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa yang dimaksud Multikultural?

2.     Bagaimana Pendidikan Multikultural di Indonesia?

C.  Tujuan Penulisan Makalah

1.     Mengetahui tentang Multikultural

2.     Mengetahui Pendidikan Multikultural Di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Multikultral

1.     Pengertian Multikultural

Istilah multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan kata culture yang berarti budaya. secara sederhana, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kebudayaan atau lebih. Multikulturalisme sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan etnis yang berbeda-beda dalam suatu kelompok atau negara. Keragaman dalam konteks multikulturalisme merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat.

Multikulturalisme adalah situasi di mana semua kelompok budaya atau ras yang berbeda dalam suatu masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama, dan tidak ada yang diabaikan atau dianggap tidak penting. Multikulturalisme biasanya terbentuk dalam skala nasional atau dalam komunitas pada suatu bangsa dan negara. Hal ini dapat terjadi baik secara alami melalui imigrasi, atau secara artifisial ketika yurisdiksi budaya yang berbeda dipersatukan melalui keputusan legislatif, seperti dalam problem Perancis dan Inggris Kanada.

Dalam ilmu sosiologi, multikulturalisme adalah sebuah gambaran cara di mana masyarakat tertentu berdampingan dengan keragaman budaya. Berdasarkan asumsi yang mendasari bahwa sebuah budaya yang seringkali berbeda dapat hidup berdampingan secara damai, multikulturalisme mengungkapkan pandangan bahwa masyarakat diperkaya dengan melestarikan, menghormati, dan bahkan mendorong keragaman budaya. Misalnya di bidang filsafat politik, multikulturalisme adalah mengacu pada cara-cara di mana masyarakat multikulturalisme memilih untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan resmi yang berhubungan dengan perlakuan yang adil terhadap budaya yang berbeda.

2.     Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan keanekaragaman lainnya. Sehingga memiliki perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tetapi mereka hidup bersama-sama dan memiliki kesetaraan yang sama didalam sebuah daerah atau tempat yang mereka tinggali dalam kurun waktu tertentu. Keragaman yang ada tersebut akan membentuk sebuah ciri-ciri masyarakat multikultural, seperti :

a.     Memiliki kebudayaan lebih dari satu karena terdiri dari masyarakat yang beragam.

b.   Segmentasi memang membentuk masyarakat yang terdiri dari budaya, suku, ras, dan lainnya yang berbeda, tetapi ada hal yang memisahkannya.

c.  Memiliki kesepakatan yang telah ditetapkan bersama sehingga memiliki konsesus yang rendah, maka dari itu masyarakat multikultural biasanya susah atau sulit sekali mengambil sebuah keputusan.

d. Berpotensi adanya konflik apabila semakin banyaknya perbedaan yang ada di dalam masyarakat tersebut. Maka dari itu, masyarakat multikultural juga rentan akan terpecah belah yang menyebabkan pemisahan suatu negara.

e.   Karena keberagaman tersebut, maka akan menimbulkan kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.

Fokus multikulturalisme adalah pada pemahaman akan hidup penuh dengan perbedaan sosial budaya, baik secara individual maupun kelompok yang dapat menjadi refleksi dari sosial dan kebudayaan. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keanekaragaman budaya yang diakui dan dihormati, sehingga dapat menghindari dari isu-isu separatisme atau memisahkan diri.

3.     Jenis-Jenis Multikultural

Mengutip dari buku Manifesto Gerakan Intelektual Profetik karya Muhammad Abdul Halim Sani membagi jenis multikulturalisme dalam beberapa jenis beriku

a. Multikulturalisme Isolasi

Masyarakat multikulturalisme isolasi cenderung menjalankan kehidupan mereka secara otonom meskipun tetap terlibat dalam interaksi satu sama lain. Kelompok tersebut menerima keragaman yang ada, tetapi di saat yang sama mereka berusaha mempertahankan budayanya secara terpisah dari masyarakat lain.

b. Multikulturalisme Akomodatif

Bentuk multikulturalisme ini terjadi pada kelompok masyarakat yang memiliki dominasi untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan kelompok masyarakat minoritas. Biasanya, masyarakat mayoritas atau dominan ini memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mengembangkan dan mempertahankan budayanya. Pun juga kaum minoritas tidak menentang kultur dominan yang ada dalam satu kesatuan masyarakat mereka.

c. Multikulturalisme Otonomi

Model multikulturalisme ini berusaha mewujudkan adanya kesetaraan (equality) pada masing-masing kelompok. Kelompok kultural utama berupaya untuk membentuk kesetaraan hak-hak yang sama dengan kelompok dominan. Prinsip-prinsip dari jenis multikulturalisme ini adalah mempertahankan cara hidup otonom dalam rangka politik kolektif dan menentang usaha penciptaan kelompok dominan yang lebih eksis.

d. Multikulturalisme Kritikal/ interaktif

Jenis multikulturalisme ini terjadi pada masyarakat plural yang kelompok-kelompoknya tidak terlalu menuntut kehidupan otonom. Akan tetapi, kelompok masyarakat tersebut lebih menuntut keterciptaan kultur kolektif yang menegaskan perspektif distingtif mereka.

e. Multikulturalisme Kosmopolitan

Kehidupan multikulturalisme ini berusaha menghapus batas-batas kultural untuk menciptakan masyarakat yang tiap individunya tidak terikat pada budaya tertentu. Biasanya terjadi pada masyarakat yang heterogen, toleran, dan bersedia hidup berdampingan satu sama lain dengan perbedaan yang ada. Adapun perbedaan tersebut terbagi menjadi perbedaan horizontal berdasarkan kesatuan sosial (seperti agama, suku, adat, ras) dan perbedaan vertikal (seperti kasta, kelas ekonomi, dan hierarki budaya).

B.  Pendidikan Multikultural

1.   Sejarah Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang “interkulturalisme” setelah terjadinya Perang Dunia (PD) kedua. Kemuculan kesadaran dan gagasan ini selain terkait dengan perkembangan politik global yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM), kemerdekaan dari penjajahan, diskriminasi rasial dan lain-lain, juga karena berkembang pesatnya pluralitas di Barat yang disebabkan peningkatan migrasi dari negara-negara berkembang menuju daratan benua Amerika dan Eropa (Tilaar, 2002).

Di Indonesia sendiri sejak awal tahun 2000an mencuat wacana baru dalam khazanah pemikiran pendidikan yakni pendidikan multikultural. Gagasan tersebut muncul karena dilatar belakangi berbagai hal salah satu di antaraaya adalah efek globalisasi. Globalisasi membawa dampak positif sekaligus negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu aspek yang paling merasakan dampaknya adalah kebudayaan bangsa (culture and tradition). Pendidikan multicultural di Indonesia mengalami proses Panjang dan melelahkan. Dimulai dari zaman Pra-kolonial, fase kolonialiseme, fase melting pot pada orde baru hingga dewasa ini.

Menurut (Tilaar, 2002) berpendapat, bangsa yang tidak memiliki strategi dalam mengelola kebudayaannya yang akan memperolah tantangan yang berat karena dikhawatirkan akan mudah terbawa arus sehingga akan terkikis jati diri local dan nasionalnya. Pendidikan multikultural juga bisa digunakan sebagai sebuah strategi transformasi budaya yang ampuh yakni melalui sarana pendidikan yang menghargai perbedaan budaya.

Dalam tahapan pelaksanaan pendidikan multikultural seyogyangan dikembangkan prinsip solidaritas. Yaitu kesiapan untuk berjuang dan bergabung dalam melawan ego diri dan kelompoknya demi terwujudnya upaya-upaya pengakuan keanakeragaman demi terciptanya harmonisasi kehidupan di Indonesia. Dengan demikian pendidikan multikultural dilandasi kesdaran akan keberadaan diri tanpa merendahkan dan menjatuhkan yang lain bisa terwujud.

2.   Pendidikan Berbasis Multikultural

Pendidikan merupakan bagian dari investasi masa depan, investasi masyarakat sekaligus investasi negara dalam rangka memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pendidikan senantiasa diarahkan untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan masalah kebangsaan dan keumatan. Sebagaimana diketahui bahwa model Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Pendidikan agama dan Pendidikan nasional. Pertautan antara Pendidikan dan multikultural merupakan solusi atau realitas budaya yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya etnis, suku dan aliran atau agama (Maslikhah, 2007).

Pendidikan multikultural bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan sejumlah sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan budaya entik mereka, budaya nasional dan antar budaya lainnya. Pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dengan demikian Pendidikan multikultural dapat membantu peserta didik untuk mengerti, menerima dan menghargai orang dari suku, budaya dan nilai yang berbeda.

Pendidikan multikultural sangat penting untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanistis dan pluralis dalam lingkungan mereka. Dengan kata lain, melalui Pendidikan multikultural peserta didik diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai, memiliki kompetensi yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis, humanisme dan pluralisme baik di sekolah maupun luar sekolah.oleh karena itu tujuan pokok dari Pendidikan multikultural adalah menerapkan prinsip-prinsip keadilan demokrasi dan sekaligus humanisme.

Tujuan pokok dari pendidikan multikultural adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan, demokrasi dan sekaligus humanisme. Pendidikan di alam demokrasi seperti Indonesia harus berorientasi pada kepentingan bangsa yang berlatar belakang multi etnik, multi agama, multi bahasa, dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan kondisi bangsa yang heterogen. Perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi serta masuknya arus globalisasi membawa pengaruh multidimensional (Prayitno, 2009).

3.   Pendekatan Pendidikan Multikultural

Merancang bangun pendidikan multikultural dalam tatanan masyarakat yang beranekaragam mengandung tantangan yang tidak mudah. Pendidikan multikultural lebih tepat diarahkan sebagai advoksi untuk menciptakan masyarakat yang memilki toleransi tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai upaya pendekatan.

Ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multikultural. Pendekatan tersebut meliputi (Mahfudz, 2016): Membedakan pemikiran pandangan (education) dangan persekolahan (schooling). Pandangan yang luas terhadap pendidikan multikultural menyatakan pendidikan sebagai transmisi kebudayaan membebaskan pendidik dari asumsi yang keliru, pendidikan bukan hanya tanggug jawab sekolah saja melainkan menjadi tanggung jawab banyak pihak. Karena program sekolah juga harus rekevan dengan pembelajaran di luar sekolah.

a. Menghindari pandangan yang menyamakan antara kebudayaan dengan kelompok etnik. Maknanya adalah sudah seharusnya pendidikan tidak perlu mengasosikan budaya dengan kelopok etnik tertentu sebagiaman yang lumrah terjadi. Dalam konteks pendidikan multikultural pendekatan ini diharapkan dapat memebrikan ide kepada para penyusun program untuk melenyapkan kecenderungan memandang peserta didik secara stereotipe berdaarkan identitas mereka. Sebaiknya meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih luas mengenai persamaan dan perbedaana diantara peserta didik

b.   Pendidikan mulikultural menjadi hal yang relative baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dibutuhkan interaksi dengan orang-orang yang sudah memilki kompetensi sebagai suatu bentuk upaya pendidikan bagi pluralisme budaya.

c.  Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam berbagai kebudayaan. Kebudayaan mana yang akan diadopsi akan ditentukan oleh situasi dan kondisi secara personal.

d. Pendidikan formal maupun nonformal akan meningkatkan kesadaran tentang kompetensi dalam berbagai macam kebudayaan.

4.   Pendidikan Multikultural di Indonesia

Dukungan dari sumber daya sekolah belum optimal sedangkan terlaksananya pengembangan media peraga dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari peran penting sumber daya sekolah khususnya manusia terutama kepala sekolah, teman sejawat, tenaga administrasi, dan peserta didik itu sendiri.

Berubahnya struktur sosila politik masyarakat, tuntunan hak asasi manusia, pemahaman nasionalisme serta arus globalisasi yang begitu dinamis dan masif mempengaruhi perkembangan pendidikan. hla itu disebabkan pendidikan tidak akan bisa terlepas dari sturktur soial dan politik masyarakat. Hal ini terjadi juga kepada perkembangan pendidikan multikuturalisme yang sangat bergantung pada perubahan social dan politik masyarakat. Gelombang perubahan yang tergambar sebelumnya akan melahirkan Pendidikan multikulturalisme dengan berbagai corak (Tilaar, 2004).

Model Pendidikan di Indonesia, juga di negara-negara lain menunjukkan keragaman tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapainya. Sejumlah kritikus melihat bahwa revisi kurikulum sekolah yang dilakukan dalam program Pendidikan multicultural di Inggris dan beberapa tempat di Australia dan Kanada terbatas pada keragaman budaya yang ada dan terbatas pada dimensi kognitif.

Berkaitan dengan kemajemukan bangsa, Indonesia memiliki semboyan yang sangat adil dan demokratis: “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini memiliki pengertian bahwa Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia yang terdiri dari beragam suku dan ras, yang mempunyai budaya, Bahasa dan agama yang berbeda beda tetapi dalam kesatuan Indonesia. Semboyan ini mengandung seni manajemen untuk mengatur keragaman Indonesia, yang terdiri dari 250 kelompok suku, 250 lebih Bahasa local. 13000 pulau, agama resmi (Islam, Katolik, Kristen,Budha dan Hindu serta berbagai macam aliran kepercayaan), dan latar belakang kesukuan yang sangat beragam. Dengan semboyan ini diharapkan masing-masing individu dan kelompok yang berbeda suku, Bahasa, budaya, dan agama dapat Bersatu dan bekerjasama untuk membangun bangsanya lebih kuat.

Sejalan dengan berkembang pesatnya demokrasi di Indonesia yang memiliki dampak yang besar salah satunya terhadap Pendidikan. Pendidikan multicultural sangat tepat dilaksanakan di Indonesia yang masyarakatnya heterogen dengan keragaman suku, agama, budaya dan Bahasa. 



BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Pendidikan multikultural bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan sejumlah sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan budaya entik mereka, budaya nasional dan antar budaya lainnya. Pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural.

Model Pendidikan di setiap negara di dunia menunjukkan keragaman tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapainya. Terlebih di Indonesia yang terdiri dari 250 kelompok suku, 250 lebih Bahasa local. 13000 pulau, agama resmi (Islam, Katolik, Kristen,Budha dan Hindu serta berbagai macam aliran kepercayaan), dan latar belakang kesukuan yang sangat beragam. Sehingga Pendidikan multicultural sangat tepat dilaksanakan di Indonesia yang masyarakatnya heterogen dengan keragaman suku, agama, budaya dan Bahasa.

Dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang dimiliki bangsa Indonesia menunjukan bahwa semoboyan tersebut mengandung seni manajemen untuk mengatur keragaman Indonesia yang sangat banyak.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Maslikhah. (2007). Quo Vadis Pendidikan multikultural : Rekonstruksi Pendidikan Berbasis Kebangsaan. Surabaya: JP Books.

Prayitno. (2009). Dasar Teori da Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Tilaar. (2004). Multikulturalisme : Tantangan-tantangan Global Masa Depan Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/mengenal-multikulturalisme-pengertian-teori-dan-karakteristik/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6934531/pengertian-multikulturalisme-lengkap-dengan-ciri-ciri-dan-jenis

https://agrotek.id/vip/multikultural/












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ibtida’, Washal dan Waqaf serta pembagiannya

QOLQOLAH, TAFKHIM DAN TARQIQ, GHUNNAH MUSYADDADAH DAN IDGHAM

Pengertian Gharib dan macam-macamnya

Terjemah Al-Qur'an : Sejarah, Pengertian, macam-macam dan syarat-syarat penerjemah

Pengertian Mad dan Macam-macamnya