ISTI’ADZAH DAN BASMALAH



ISTI’ADZAH DAN BASMALAH

A.  Pengertian Isti’adzah Dan Basmalah

        Menurut Dr. Marzuki, M. Ag dan Sun Choirol Ummah, S. Ag., M.S.I, dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid mengatakan bahwa ta'awudz adalah ungkapan permohonan agar dihindarkan dari godaan dan gangguan setan. Sementara itu, basmalah ialah ungkapan pujian dan pengagungan Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

      Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 98 Allah berfirman :

 فَإِذَا قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Artinya: "Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”.

    Para ulama berbeda pendapat apakah perintah pada ayat di atas menunjukan kewajiban atau keutamaan. Tetapi yang jelas mengucapkan Isti’adzah sebelum membaca Al-Qur’an lebih baik dari ada tidak mengucapkannya.

Sedangkan makna dari basmalah berarti aku memulai dengan menyebut nama Allah, mengingat-Nya dan menyucikan-Nya sebelum melakukan apa pun sambil memohon pertolongan kepada-Nya dalam segala urusanku, sebab Dialah Tuhan yang disembah dengan benar, Yang luas rahmat-Nya, Yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.

B.  Hukum Membaca Isti’adzah dan Basmalah

            Apabila kita hendak membaca Al qur’an maka seharusnya dimulai dengan membaca اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيمِ  baik di awal surat maupun dipertengahan surat, karena ini adalah perintah Alloh swt. Sebagaimana Firman-Nya : “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”

Sebagian Ulama mewajibkan membaca Ta’awwudz setiap memulai membaca Al qur’an. Menurut mayoritas Ulama hukumnya sunnah membaca Ta’awwudz setiap memulai membaca Al qur’an, mereka berpendapat ayat di atas menunjukkan kata perintah Sunnah bukan perintah Wajib.

Dalam kitab Al-Wafi syarah kitab Asy-Syatibiyyyah lil Qiro’atisssab’ dikatakan terdapat empat seseorang membaca isti’adzah dengan siir (pelan/terdengar oleh dirinya sendiri), yaitu :

1.   Jika seorang Qori ingin membaca isti’adzah dengan sir

2.  Jika dia sedang sendiri, baik dia membaca Al-Qur’an dengan sir atau jahr maka hendaknya dia sirrkan isti’adzah-nya.

3.   Ketika seseorang dalam keadaan shalat baik siir atau jahr baik sendiri maupun menjadi imam

4. Ketika sedang membaca di tengah jama’ah yang tengah bertadarus dan dia bukan sebagai pembaca pertama.

Selain kondisi diatas maka dianjurkan membaca Isti’adzah secara jahr

Adapun membaca Basmalah di awal surat sangat di anjurkan kecuali di surat Attaubah. Ketika kita memulai membaca Al qur’an di pertengahan surat maka kita boleh memilih antara membaca Basmalah dan tidak membacanya, tetapi kita selalu memulai bacaan Al qur’an dengan membaca Ta’awwudz baik di awal atau di tengah surat.

Bahkan Menurut madzhab syafi’i membaca basamalah hukumnya wajib pada awal surat Fatihah, sebab menurut mereka basmalah termasuk salah satu ayat dalam surat tersebut. Sedangkan jumhur ulama mengharamkan membaca basmalah pada awal surat Attaubah.

C.  Cara Membaca Isti’adzah dan Basmalah

        Dalam ilmu qira’at, untuk membaca ketiga potongan kalimat di atas, ada empat metode; metode ini juga dikenal dengan metode qiyasiy. Berikut contoh dan cara bacanya :

1.  Berhenti di setiap potongan kalimat: isti’adzah, basmalah, dan ayat Al-Qur’an. Metode ini dalam ilmu qira’at dikenal dengan qat’ul jami’,

2. Berhenti pada kalimat isti’adzah, kemudian menyambung basmalah dengan ayat Al-Qur’an. Metode ini dikenal dengan qat’ul ûlâ wa washluts tsâni

3. Menyambungkan kalimat isti’adzah dengan basmalah dan berhenti pada kalimat basmalah, kemudian memulai awal ayat. Metode ini dikenal dengan washlul ûlâ wa qat’uts tsânî

4. Menyambungkan semua komponen kalimat isti’adzah, basmalah dan awal ayat. Metode ini dikenal dengan “ washl Al-Jami’”

LAM ALIF dan LAM JALALAH

Dalam ilmu Tajwid keberadaan Al yang masuk pada isim mempunyai dampak hukum tersendiri dan mejadikan perubahan bacaan apakah bacaanya tembus atau tidak. Sesuai dengan fungsinya, apabila ada Al yang bertemu dengan salah satu huruf  hijaiyyah maka mempunyai 2 hukum yaitu :

1.   Idhar Qomariyah

2.   Idgham Syamsiyah

A.  Pengertian dan Hukum Bacaan Idhar Qomariyah

    Idhar Qomariyah adalah ketika terdapat huruf Alif Lam ( ال ) bertemu dengan salah satu huruf qamariyah. Adapun huruf-huruf hijaiyah yang termasuk dalam huruf Qamariyah ada 14, yakni : أ ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي. Sedangkan hukum membacanya adalah secara jelas tanpa mensamarkan atau memasukan Al-ta’rif kepada huruf setelahnya.

B.  Pengertian dan Hukum Bacaan Idgham Syamsiyah

    Idgham Syamsiyah adalah ketika terdapat huruf Alif Lam ( ال ) bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah. Adapun huruf-huruf hijaiyah yang termasuk dalam huruf syamsiyah ada 14, yakni : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن . Sedangkan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah ini adalah dengan meng-idghamkan (memasukkan) Alif Lam ( ال ) ke huruf-huruf syamsiyah sehingga bacaannya pun menjadi lebur

C.  Pengertian Lam Jalalah dan Hukum Membacanya

Lam jalalah adalah huruf lam yang terdapat pada kata Allah. Dalam ilmu tajwid membaca lafal Allah memiliki aturan tersendiri. Berikut aturan dan cara membaca Lam Jalalah :

1.   Dibaca tebal (Lam jalalah tafkhim)

Cara ini dilakukan apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah, atau setelah harakat damah.

2.   Dibaca tipis (Lam jalalah tarqiq)

     Cara ini dilakukan apabila lam jalalah berada setelah harakat kasrah.

HUKUM NUN MATI dan TANWIN

Nun mati adalah huruf nunyang berharokat sukun, sedangkan tanwin adalah suara nun mati yang apabila dibaca akan terdengar jelas namun Ketika di tuliskan maka tidak dapat terlihat. Huruf-huruf hijaiyyah yang bertemu dengan nun mati atau tanwin memiliki 5 hukum bacaan yaitu : Idzhar, Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, Iqlab dan Ikhfa.

1.   Idzhar

Idzhar secara Bahasa adalah jelas atau terang. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah apabaila ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (huruf yang keluar dari tenggorokan) yaitu: ع ,غ ,ح ,خ ,ﮬ ,ء. Cara bacanya: jelas tanpa ada dengung

2.   Idgham Bighunnah

Idgham secara Bahasa adalah memasukkan. Adapun secara istilah idgham adalah memasukkan huruf yang sukun kepada huruf yang berharokat setelahnya dengan cara menjadikan 2 huruf tersebut seolah menjadi huruf yang bertasydid. Sedangkan Idgham Bighunnah adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf م , ن ,و , ي di lain kata. Cara bacanya dimasukan sambil bedengung selama satu alif atau 2 harokat.

Hal unik dari idgham bighunnah adalah apabila huruf و , ي bertemu dengan nun mati atau sukun dalam satu kalimat maka di baca dengan jelas atau di sebut dengan Idhar Mutlaq.

3.   Idgham Bilaghunnah

Idgham Bilaghunnah adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ل ,ر . Cara bacanya dimasukan tanpa berdengung.

4.   Iqlab

Iqlab secara Bahasa adalah membalik atau menukar suatu huruf menjadi huruf lain. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ب cara bacanya nun sukun nya dirubah menjadi mim sukun dan berdengung selama 2 harokat beserta menyamarkan mim tersebut.

5.   Ikhfa

Ikhfa secara Bahasa adalah samar. Sedangkan menurut ilmu tajwid adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf berikut: ت ,ث ,د ,ذ ,ز ,س ,ش ,ص ,ض ,ط ,ظ ,ف ,ق ,ك Cara bacanya adalah dengan 2 harokat dan disamarkan bacaan nun-nya.

HUKUM MIM MATI

Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat dan memiliki tanda baca sukun. Mim mati jika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah maka cara membacanya sama dengan hukum nun mati atau tanwin yaitu ada yang di baca dengung, jelas dan samar. Hanya saja yang membedakan adalah mim mati terletak pada bibir sedang nun mati atau tanwin tidak terletak pada bibir. Hukum-hukum mim mati terbagi menjadi 3 yaitu : Idgham Mislain (Idgham Miimi), Ikhfa Syafawi dan Idhar Syafawi.

1.   Idgham Mislain (Idgham Miimi)

Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung serta membaca mim-nya di tahan 2 sampai 3 harokat

2.   Ikhfa Syafawi

Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim. Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan dan ditahan 2 sampai 3 harokat.

3.   Idzhar Syafawi

Idzhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idzhar syafawi. Cara membacnya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup. Namun jika mim mati bertemu dengan huruf wawu (و) dan fa (ف) maka harus berhati-hati Ketika membacanya yakni dengan lebih cepat serta lebih jelas tanpa ghunnah. Sedikitpun mim sukun tidak terpengaruh dengan makhraj wawu (و) dan fa (ف) walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.

Huruf-huruf idzhar syafawi berjumah 26 yaitu :

ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ ـ ي




Refrensi :

Tim Teaching MK Praktik Qiroah. “Materi Praktik Qiroah”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2021/2022

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6259852/taawudz-dan-basmalah-sebelum-membaca-al-quran-seperti-apa-hukumnya

https://alhaqq.or.id/hukum-taawwudz-dan-basmalah
https://www.gramedia.com/literasi/huruf-alif-lam-syamsiyah/

https://kemahasiswaan.uii.ac.id/mengenal-hukum-nun-sukun-dan-tanwin-dalam-ilmu-tajwid/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ibtida’, Washal dan Waqaf serta pembagiannya

QOLQOLAH, TAFKHIM DAN TARQIQ, GHUNNAH MUSYADDADAH DAN IDGHAM

Pengertian Gharib dan macam-macamnya

Terjemah Al-Qur'an : Sejarah, Pengertian, macam-macam dan syarat-syarat penerjemah

Pengertian Mad dan Macam-macamnya