Pengertian Metodologi Islam, Tujuan, Manfaat dan pendekatan-pendekatannya
Motodologi Studi Islam
A. Pengertian
Metodologi Studi Islam
Metodologi
Studi Islam adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui
memahami dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama
Islam baik yang menyangkut sumber-sumber ajaran Islam, pokok ajaran Islam,
sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.
Secara
teoritis Islam adalah agama yang ajaranajarannya di wahyukan tuhan kepada
manusia melalui Muhammad sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran
yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari
kehidupan manusia.
B. Tujuan
Mempelajari Metodologi Studi Islam
Studi
Islam yang dilakukan oleh kebanyakan sarjana-sarjana Barat nonmuslim disebut
Islamic Studies. Islam bukan lagi sebagai otoritas mutlak bagi umat pemeluknya
dalam pengkajiannya, namun terbuka bagi kalangan mana saja untuk melakukan
kajian Islam, baik secara selintas maupun mendalam (Jamali Sahrodi, 2008). Islam
seperti agama-agama lainnya pada level historis empiris sarat dengan berbagai
kepentingan yang menempel dalam ajaran dan batang tubuh ilmu-ilmu keagamaan itu
sendiri. Campur aduk terkait “agama” dengan berbagai “kepentingan” sosial
kemasyarakatan menambah rumitnya mengatasi persoalan agama.
Atas
dasar itu, pemahaman terhadap persoalan hubungan antara normativitas dan
historisitas sangat penting dalam rangka menguraikan esensi atau substansi dari
ajaran yang nota benenya sudah terlembagakan, apalagi dalam konteks saat ini.
Selain itu, untuk menghindari terjadinya pemahaman yang bersifat campur aduk
tidak dapat menunjukkan secara distingtif mana wilayah agama dan mana wilayah
tradisi atau budaya. Bila pencampuradukan itu terjadi, selanjutnya tidak akan
bisa dihindari munculnya pemahaman yang distortif terhadap konsep kebenaran,
antara yang absolut dan relatif.
C. Manfaat
Mempelajari Metodologi Studi Islam
Dengan
mempelajari metodologi studi Islam memberikan ruang dalam pemikiran yang lebih
kritis terhadap persoalan agama, sehingga tidak menganggap bahwa ajaran Islam
klasik dianggap sebagai taken for granted, hal ini didasari atas
adanya pujian paradoksal terhadap dunia Islam. Dikatakan, salah satu penyebab kegagalan
Islam dewasa ini justru disebabkan oleh
keberhasilannya
yang gilang gemilang pada masa lalu, baik karena keyakinan akan ajarannya yang
sudah mutlak sempurna serta warisan budaya masa lalu yang amat kaya dan
menakjubkan, seakan tidak ada lagi ruang bagi umat Islam untuk melakukan
inovasi, yang ada adalah melakukan konservasi, revitalisasi, dan kembali kepada
kaidah-kaidah lama yang dipersepsikan sebagai zaman keemasan. Kuatnya memori
of the past yang kemudian menjadi semacam ideologi yang disakralkan, maka
dunia Islam secara psikologis merasa memiliki dunia tersendiri. Sikap
ketertutupan ini pada urutannya membatasi kita untuk bisa melihat dan menerima
realita dunia baru. Bahwa dunia pada abad lalu bukanlah dunia yang kita huni
hari ini.
D. Pendekatan-Pendekatan
Metodologi Studi Islam
1.
Pendekatan Filosofis
Metodologi filosofis memberikan kerangka analitis yang sangat kuat
untuk memahami prinsip-prinsip dasar agama dan pemikiran islam. Dalam
penelitian filosofis, para ilmuwan agama dapat menggali pemahaman filosofis
yang mendasari konsep-konsep kunci dalam islam, seperti konsep keadilan, etika,
dan metafisika. Dengan memanfaatkan alat analisis filosofis, mereka dapat
menyusun landasan yang kokoh untuk memahami aspek-aspek teologis dan moral
dalam islam (Chairi, 2019).
Pendekatan filosofis juga memungkinkan untuk melakukan analisis
kritis terhadap konsep-konsep tersebut. Ini membantu dalam membedakan
aspek-aspek keagamaan yang mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut atau
penyelidikan mendalam. Misalnya, penelitian filosofis dapat membantu
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dalam konteks modern yang
memerlukan pemikiran kritis dan analisis mendalam (Rohmat, 2019).
Pendekatan filosofis dalam studi islam bukan hanya memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang agama ini, tetapi juga membuka pintu bagi
refleksi filosofis yang lebih luas tentang kaitannya dengan isu-isu global, hak
asasi manusia, dan etika sosial. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya
memberikan wawasan teologis, tetapi juga berkontribusi pada pemahaman yang
lebih mendalam tentang islam dalam konteks dunia modern (Camnahas et al., 2022)
2.
Pendekatan Sejarah
Pendekatan sejarah dalam studi islam memberikan cahaya pada akar
budaya dan pemikiran yang melandasi agama ini. Ini adalah sebuah jendela yang
membuka pandangan ke masa lalu, memungkinkan kita untuk menyelusuri jejak
perjalanan islam sejak awal munculnya hingga perkembangannya saat ini. Dengan
memahami sejarah perkembangan pemikiran keagamaan dan budaya islam, kita dapat
menggali lebih dalam tentang bagaimana ajaran-ajaran islam telah berinteraksi
dengan berbagai konteks sosial, politik, dan budaya selama berabad-abad
Melalui penelusuran sejarah ini, kita dapat menempatkan pemahaman
kita tentang islam dalam kerangka yang lebih luas. Kita dapat melihat bagaimana
agama ini telah berevolusi, beradaptasi, dan berinteraksi dengan berbagai
perubahan dalam masyarakat dan dunia. Sejarah juga memberikan perspektif yang
penting dalam memahami perbedaan dan keragaman dalam pemahaman islam di
berbagai tempat dan waktu (Didih et al., 2022) . Dengan demikian, pendekatan
sejarah dalam studi islam memberikan landasan penting bagi pemahaman yang lebih
kontekstual dan komprehensif tentang agama ini.
Pendekatan sejarah juga membantu kita menghindari kesalahan interpretasi
dan generalisasi yang sering terjadi dalam studi agama. Dengan pemahaman yang
lebih mendalam tentang konteks historis, kita dapat lebih berhati-hati dalam
menganalisis teks-teks dan doktrin agama serta menghargai kompleksitas
perkembangan pemikiran keagamaan. Dalam konteks studi islam, pendekatan sejarah
memberikan landasan yang kuat untuk memahami perjalanan panjang islam dan
bagaimana hal itu berdampak pada pemikiran dan praktik agama.
3.
Pendekatan Teologis
Pendekatan teologis dalam studi islam adalah landasan yang kuat
untuk mendalami ajaran islam dari sudut pandang keyakinan dan iman. Ini
merupakan perjalanan dalam merenungkan serta memahami aspek-aspek spiritual dan
keagamaan yang terkandung dalam agama islam. Pendekatan ini membuka pintu bagi pemahaman
yang lebih dalam tentang makna ajaran-ajaran agama yang memegang peranan
sentral dalam kehidupan umat islam. Pendekatan teologis mengajarkan kita untuk
mendekati agama ini dengan keyakinan dan penghormatan yang mendalam. Ini bukan
hanya tentang analisis akademis, tetapi juga penghayatan dan pengalaman yang
mendalam terhadap aspek-aspek keagamaan seperti ibadah, spiritualitas, dan
moralitas. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana keyakinan dan
iman memengaruhi cara umat islam mempraktikkan agama mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendekatan teologis juga sangat relevan dalam konteks pemahaman
kebenaran keagamaan. Ini membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial
tentang agama, seperti tujuan hidup, makna eksistensi, dan hubungan antara
manusia dan yang maha kuasa. Dalam dunia yang semakin kompleks dan serba cepat
ini, pendekatan teologis dapat memberikan pijakan dan panduan yang mendalam
untuk individu yang mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang agama islam
dan bagaimana hal itu relevan dengan kehidupan mereka. Dengan demikian,
pendekatan teologis dalam studi islam bukan hanya merupakan pendekatan
akademis, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna
(Muwaffiqillah, 2023).
Semua
pendekatan ini memiliki relevansi yang unik dalam pemahaman islam, mulai dari
analisis filosofis yang mendalam hingga penelusuran sejarah yang melibatkan
perkembangan islam sepanjang waktu. Pendekatan teologis memberikan dimensi
spiritual yang dalam dalam studi agama, membantu individu menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, moralitas, dan makna hidup. Dalam
dunia yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang islam dari
berbagai perspektif ini menjadi semakin penting.
Dengan
menggabungkan ketiga pendekatan ini, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih
holistik dan mendalam tentang agama islam. Ini membuka peluang untuk refleksi
filosofis yang lebih luas tentang ajaran islam dalam konteks global yang
beragam, membantu kita merespons tantangan zaman modern dengan cara yang
sesuai. Dengan demikian, studi islam tidak hanya menjadi pengembangan akademis,
tetapi juga sebuah perjalanan yang mendalam dan makna untuk memahami agama dan
diri kita sendiri.
Dalam
era yang terus berubah dan semakin kompleks ini, penggabungan ketiga pendekatan
tersebut memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan relevan terhadap
islam. Pendekatan filosofis memberikan kerangka kerja analitis yang diperlukan
untuk memahami konsep-konsep fundamental dalam agama ini, seperti konsep keadilan,
etika, dan metafisika. Ini memungkinkan kita untuk menjalani refleksi filosofis
yang mendalam tentang ajaran islam dalam konteks global yang beragam, sehingga
kita dapat merespons tantangan zaman modern dengan cara yang sesuai.
Sementara
pendekatan sejarah membantu kita melihat bagaimana islam telah beradaptasi dan
berkembang dalam berbagai konteks zaman, sejak awal munculnya hingga
perkembangannya saat ini. Dengan memahami sejarah perkembangan pemikiran
keagamaan dan budaya islam, kita dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana
ajaran-ajaran islam telah berinteraksi dengan berbagai perubahan dalam
masyarakat dan dunia. Sejarah juga memberikan perspektif yang penting dalam
pemahaman perbedaan dan keragaman dalam pemahaman islam di berbagai tempat dan waktu.
Gabungan
ketiga pendekatan ini memungkinkan kita untuk tidak hanya memahami islam
sebagai sebuah entitas akademis, tetapi juga sebagai suatu pengalaman yang
mendalam dan penuh makna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, studi
islam bukan hanya tentang menggali pengetahuan, tetapi juga tentang merenungkan
makna ajaran agama dan bagaimana hal itu menghubungkan kita dengan dunia yang
semakin kompleks dan beragam.
Kesimpulan
Perkembangan
metodologi studi islam telah membawa beragam pendekatan yang relevan dan
berharga untuk memahami agama ini. Pendekatan filosofis memberikan fondasi
analitis yang kuat, memungkinkan eksplorasi konsep-konsep kunci dalam islam dan
analisis kritis terhadapnya, membuka pintu bagi refleksi filosofis yang lebih
luas tentang relevansinya dalam konteks global. Pendekatan sejarah memberikan
wawasan tentang akar budaya dan pemikiran yang melandasi islam, memungkinkan
pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi ajaran-ajaran islam dengan konteks
sosial, politik, dan budaya. Sementara itu, pendekatan teologis membawa dimensi
spiritual yang mendalam dalam studi agama, membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan esensial tentang eksistensi dan makna hidup.
Menggabungkan ketiga pendekatan ini memberikan pemahaman yang holistik dan
mendalam tentang islam, tidak hanya sebagai entitas akademis, tetapi juga
sebagai pengalaman yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai
respons terhadap tantangan zaman modern.
Refrensi :
Chairi, E. (2019). Pengembangan Metode Bandongan dalam Kajian
Kitab Kuning di Pesantren Attarbiyah Guluk-Guluk dalam Perspektif Muhammad Abid
al-Jabiri. Nidhomul Haq : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1),
70–89. https://doi.org/10.31538/NDH.V4I1.233
Camnahas, A., Nahak, S. H., & Sihombing, A. A. (2022). Konstruksi
Prinsip Kebebasan Beragama dan Diskursusnya di Indonesia dalam Perspektif
Sejarah Walter Benjamin. Dialog, 45(2), 151–166. https://doi.org/10.47655/DIALOG.V45I2.640
Didih, syakir munandar, Raup, A., & Ruswandi, U. (2022). Think
Globally And Act Locally Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
Education And Development, 10(3), 519–523. https://doi.org/10.37081/ED.V10I3.3980
Sholikhah, D.W., Syahidah, W.N., Anwar, N. Metodologi Studi
Islam: Tinjauan Filosofis, Sejarah, dan Teologis dalam Pencarian Kebenaran
Keagamaan. Jurnal Pendidikan Tambusai. Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023. ISSN:
2614-3097(online)
Dr. M. Agus Kurniawan, M.Pd.I. Metodologi Studi Islam. CV.
Agus Salim Press 2022
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka
Setia 2008)
Muwaffiqillah, M. (2023). Rekonstruksi Paradigma Studi Islam
Pasca Orientalisme Melalui Pendekatan Fenomenologi Richard C. Martin. Empirisma:
Jurnal Pemikiran Dan Kebudayaan Islam, 32(2), 143–166. https://doi.org/10.30762/EMPIRISMA.V32I2.1178
Rohmat,
R. (2019). Kurikulum Dalam Tinjauan Filsafat Rekonstruksianisme. INSANIA :
Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 24(2), 247–261. https://doi.org/10.24090/INSANIA.V24I2.3078
Komentar
Posting Komentar